Pengertian, Syarat, Bentuk, dan Faktor Interaksi Sosial

faktor interaksi sosial


Interaksi sosial merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu membutuhkan orang lain. Interaksi sosial terjadi dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari keluarga, pendidikan, pekerjaan, hingga lingkungan masyarakat.


Melalui artikel ini, kita akan membahas secara lengkap mengenai pengertian, syarat, bentuk, dan faktor yang mempengaruhi interaksi sosial. Mari kita simak selengkapnya!


Pengertian Interaksi Sosial


Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu atau kelompok yang saling mempengaruhi dalam kehidupan bermasyarakat. Menurut para ahli, interaksi sosial adalah kunci dalam membangun hubungan sosial yang harmonis dan berkelanjutan.


Ciri-ciri Interaksi Sosial:

  • Melibatkan dua pihak atau lebih
  • Terjadi komunikasi yang saling mempengaruhi
  • Mempunyai tujuan tertentu
  • Terjadi dalam lingkungan sosial tertentu


Contoh interaksi sosial: Percakapan antara teman, kerja sama dalam tim, diskusi di sekolah, dan transaksi jual beli di pasar misalnya.


Syarat Terjadinya Interaksi Sosial


Interaksi sosial tidak terjadi begitu saja, melainkan harus memenuhi dua syarat utama, yaitu:


1. Kontak Sosial


Kontak sosial merupakan awal dari interaksi sosial. Kontak ini bisa terjadi secara langsung (tatap muka) maupun tidak langsung (melalui media komunikasi seperti telepon atau media sosial).


2. Komunikasi


Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari satu pihak ke pihak lain. Komunikasi bisa dilakukan secara verbal (kata-kata) maupun non-verbal (gestur, ekspresi wajah, bahasa tubuh).


Bentuk Interaksi Sosial


Interaksi sosial terbagi menjadi dua bentuk utama, yaitu:


1. Interaksi Sosial Asosiatif (Membangun Hubungan Positif)


  • Kerja Sama: Kolaborasi antarindividu atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
  • Akomodasi: Upaya menyelesaikan konflik tanpa merugikan pihak mana pun.
  • Asimilasi: Proses peleburan dua budaya menjadi satu budaya yang lebih harmonis.
  • Akulturasi: Penerimaan unsur budaya baru tanpa menghilangkan budaya asli.


2. Interaksi Sosial Disosiatif (Berkonflik atau Bertentangan)

Advertisement

  • Persaingan (competition): Perebutan sesuatu tanpa adanya kontak fisik, misalnya dalam dunia bisnis atau pendidikan.
  • Kontravensi: Bentuk interaksi yang berada di antara persaingan dan konflik, sering kali ditandai dengan perasaan tidak nyaman.
  • Konflik: Benturan kepentingan yang bisa terjadi antarindividu atau kelompok, misalnya demonstrasi atau perbedaan pendapat di tempat kerja.


Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial


Kelangsungan interaksi sosial, sekalipun dalam bentuknya yang sederhana, ternyata merupakan proses yang kompleks, tetapi dapat kita beda-bedakan beberapa faktor yang mendasarinya, baik secara tunggal maupun bergabung, yaitu: 


1. Imitasi


Gabriel Tarde beranggapan bahwa seluruh kehidupan sosial sebenarnya berdasarkan faktor imitasi. Walaupun pendapat ini ternyata berat sebelah, peranan imitasi dalam interaksi sosial itu tidak kecil. Misalnya bagaimana seorang anak belajar berbicara. Mula-mula ia mengimitasi dirinya sendiri kemudian ia mengimitasi kata-kata orang lain.


Maka dari itu Imitasi dapat kita artikan sebagai: Meniru sikap, gaya, atau tindakan orang lain.


2. Sugesti


Arti sugesti dan imitasi dalam hubungannya dengan interaksi sosial hampir sama. Bedanya adalah bahwa dalam imitasi itu orang yang satu mengikuti sesuatu di luar dirinya, sedangkan pada sugesti, seseorang memberikan pandangan atau sikap dari dirinya yang lalu diterima oleh orang lain di luarnya.


Atau secara sederhana bisa dikatakan sebagai pengaruh dari pihak lain yang diterima tanpa berpikir kritis.


3. Identifikasi: Upaya seseorang untuk menyesuaikan diri dengan individu atau kelompok lain.


4. Simpati dan Empati: Kemampuan untuk merasakan perasaan orang lain.


5. Motivasi: Dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan dalam interaksi sosial.


Kesimpulan


Interaksi sosial adalah dasar dalam membangun hubungan yang harmonis dalam masyarakat. Dengan memahami pengertian, syarat, bentuk, dan faktor interaksi sosial, kita dapat menciptakan lingkungan sosial yang positif dan produktif.


Sebagai individu, kita perlu menjaga komunikasi yang baik, beradaptasi dengan lingkungan sekitar, serta menghindari konflik yang merugikan diri sendiri dan bahkan melibatkan orang lain. Dengan begitu, kehidupan sosial kita di masyarakat akan menjadi lebih baik dan bermakna.


FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)


1. Apa dampak negatif dari interaksi sosial yang buruk? Dampak negatifnya bisa berupa konflik, perpecahan sosial, hingga gangguan psikologis seperti stres dan kecemasan.


2. Bagaimana cara meningkatkan interaksi sosial yang positif? Beberapa cara yang bisa dilakukan adalah dengan berkomunikasi secara efektif, bersikap empati, menghormati perbedaan, serta aktif dalam kegiatan sosial.


Dengan memahami dan menerapkan interaksi sosial yang baik, kita dapat menciptakan kehidupan sosial yang lebih harmonis dan sejahtera. Bagaimana? Apakah penjelasan ini cukup dimengerti, silahkan sampaikan pendapat Anda di kolom komentar.


Referensi:

https://www.guruprajab.com/pengertian-komunikasi-menurut-para-ahli-dan-sumber

https://anyflip.com/rcwki/ymnb/basic

https://www.academia.edu

Artikel Terkait

This Is The Newest Post
Load comments