Usaha budidaya cacing sutra saat ini menjadi salah satu peluang usaha yang bisa Anda jalankan dengan prospek yang cukup cerah kedepannya. Pasalnya cacing sutra memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi dengan protein 57%, lemak 13,3%, serat kasar 2,04%, kadar abu 3,6% dan air 87,7% dimana kandungan gizi tersebut sangat dibutuhkan oleh benih ikan untuk proses pertumbuhan,
Ada beberapa cara dalam budidaya cacing sutra bisa menggunakan kolam semen, baki yang disusun di rak, kolam terpal ataupun dengan media sawah. Semua metode ternak tentu ada kelemahan dan kelebihan masing masing.
Kali ini saya akan menjelaskan tahapan budidaya cacing sutra di kolam sawah, sebelum kita bicara tentang tahapan ternak di media sawah saya akan jelaskan kelebihan dan kekurangan ternak dengan metode sawah, kelebihan metode sawah yaitu;
- Cepat dalam perkembangan karena dibuat seperti dialam
- Mudah dalam perawatan jika lumpur sudah halus
- Dapat panen lebih banyak dibanding dengan metode lainnya
Adapun kelemahannya yaitu, pengolahan lahan sebelum ditebar bibit cacing akan lebih lama. Itulah kelebihan dan kekurangannya kali ini saya akan jelaskan tahapan-tahapan dalam budidaya ternak cacing metode sawah, sebagai berikut.
1. Pengolahan Lahan
Dalam budidaya cacing sutra media sawah pengolahan lahan sangatlah penting karena di alam, cacing sutra hidup aliran limbah dengan lumpur halus, oleh karna itu sebelum ditebar bibit cacing hendaklah kita buat tanah menjadi sangat halus yaitu dengan cara mencakul atau bisa dengan traktor itu dilakukan beberapa kali sampai tanah terbentuk menjadi lumpur yang halus.
2. Pemberian Pakan
Pemberian pakan cacing sutra dimulai saat pengolahan lahan yaitu dengan mencampurkan saat proses pencangkulan, adapun pakan yang diberikan saat proses pengolahan lahan yaitu dengan kohe puyuh, bisa dengan kohe sapi atau ayam.
Tapi usahakan pakan yang diberikan pakan yang bisa terurai karena akan menyulitkan dalam proses pemanenan jika pakan yang diberikan tidak dapat terurai atau tidak habis jika dimakan cacing sutranya. Kemudian jika tanah sudah halus dan sudah diberi bibit cacing sutra maka pemberian pakan bisa diberikan setiap hari atau 3 hari sekali sampai panen.
Lebih banyak pakan yang diberikan akan lebih baik karena akan membuat lahan menjadi lebih gembur adapun pakan yang diberikan setelah bibit cacing sutra ditebar bisa menggunakan ampas tahu, kohe puyuh ataupun sayur sayuran yang sudah dihaluskan.
Baca juga : 4 Rahasia Ternak Ikan Channa
3. Pemanenan
Proses pemanenan cacing sutra bisa dilakukan sekitar 3 bulan setelah tebar bibit karena biasanya proses pengeluaran kokon atau Telur cacing sutra terjadi di usia 40 – 50 hari dalam siklus hidup mereka.
Pemanenan bisa dilakukan seminggu sekali atau setiap hari jika menggunakan sistem sekat- sekat yaitu kita urutkan panen persekat. Pemanenan dilakukan pada waktu pagi, sore atau malam hari karna pada waktu itulah cacing akan muncul ke permukaan dan pada siang hari cacing akan sembunyi di dalam lumpur untuk melindungi dirinya dari sinar matahari.
4. Perawatan setelah Panen
Perawatan setelah panen sangatlah penting kardna kita akan bisa kontinu atau berkelanjutan dalam pemanenan jika perawatan dilakukan dengan baik setelah panen. Adapun perawatan setelah panen dilakukan dengan pemberian pakan langsung setelah panen dilakukan.
Itu bertujuan agar pakan selalu tersedia dan media tidak mengalami penyusutan karena lumpur akan ikut terbawa saat panen dilakukan.
Yang terakhir apa bila sudah beberapa kali penen dan tanah sudah terasa padat maka kita olah tanah seperti diawal yaitu dengan mencangkul agar menjadi gembur kembali tapi jangan menggunankan traktor karna akan bisa membuat cacing itu mati.
Akhir Kata
Itulah beberapa tahapan dalam budidaya cacing sutra media sawah, itu semua pengalaman saya yang sudah berkecimpung dalam budidaya cacing sutra, budidaya cacing sutra yang dibutuhkan adalah ketlatelan dan kesabaran karna dilakukan tidak dalam waktu sebentar ,dan tentunya jangan mudah menyerah.
Selamat mencoba semoga berhasil.